Proses perubahan dan pengaturan secara mandiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi merupakan salah satu pengertian dari Self-Management. Keinginan yang kuat sangat diperlukan untuk bisa meraih kesuksesan mengelola diri sendiri, karena akan ada banyak rintangan yang bakal dihadapi. Fokus untuk terus membuka diri untuk belajar serta membagikan apa yang telah kita pahami bisa menjadi satu upaya untuk dapat meningkatkan kualitas diri menjadi lebih baik. Self-Management, Proses Belajar dan Berbagi.
Self-Management. Proses Belajar dan Berbagi
Ini adalah artikel kedua untuk Tahapan Ulat-Ulat di kelas Bunda Cekatan Batch 2. Buat Sahabat yang bingung kenapa ada ulat di dalam artikel milikku. Geli kah saat membayangkan ulat? Hihihihi. Agar rasa penasaran dan geli dari teman-teman sedikit berkurang bahkan hilang, silahkan meluncur terlebih dahulu di tulisanku yang berjudul Self-Management, Proses untuk Menjadi Lebih Baik.
Setelah di pekan satu, aku diajak untuk fokus pada apa saja yang ingin aku pelajari guna meraih titik tujuan yang telah kutetapkan. Fokus untuk memilih ilmu yang kubutuhkan untuk lebih diperdalam, yang menjadi makanan utama bagiku, si ulat hijau yang ingin berhasil menjadi kupu-kupu cantik nan cekatan.
Pada pekan kedua di tahapan ulat-ulat, aku disuguhi dengan aneka kudapan atau makanan selingan yang amat sangat menggiurkan untuk dicicipi. Tidak hanya itu, agar dapat terus memperbaiki serta meningkatkan keterampilan diri, sebagai ulat, aku juga diwajibkan memberikan camilan lezat untuk bisa dibagikan bersama para ulat lainnya, penjelajah di hutan kupu-kupu cekatan, sebutan bagi peserta kelas Bunda Cekatan batch 2 Institut Ibu Profesional.
Sesuatu yang amat sangat menantang sekali, terlebih di tengah-tengah kesibukan mempersiapkan kepulangan kembali ke tanah air. Karena pilihan mengikuti kelas Bunda Cekatan ini telah kuambil secara sadar, maka aku mengingat kembali why I want to join this.
Ya, dengan mengingat kembali tujuan, mampu menguatkan semangat yang sempat turun, menaikkan kembali persneling mobil yang sempat turun agar dapat kembali melaju di rute yang seharusnya. Dan, inilah aku dengan kecepatan sedang kembali menuju jalur untuk menapaki Tahapan Ulat-Ulat Bunda Cekatan.
Jurnal Bunda Cekatan, Tahapan Ulat-Ulat. Self-Management. Proses Belajar dan Berbagi
Belajar dan Berbagi, itulah yang aku rasakan semenjak masuk di pekan kedua tahapan ulat-ulat ini. Kedua hal itu menjadi pengingat bagiku bahwa untuk dapat berhasil meraih pribadi yang lebih baik haruslah dilakukan dengan banyak menggali ilmu maupun pengalaman dan juga membagikan hasil ilmu/pengalaman yang telah dimiliki tadi.
Belajar untuk fokus untuk memilih tema ilmu apa saja yang aku perlukan untuk menambah wawasan terhadap peta belajar yang telah aku tentukan. Memilah ilmu yang kubutuhkan dari sekian banyak pilihan ilmu menarik yang bertebaran seakan memanggil untuk dilirik. Ya, belajar untuk memilih dan memilih ilmu yang benar-benar dibutuhkan. Seperti halnya tugas si ulat dalam daur hidup kupu-kupu yang memiliki tugas melahap makanan bergizi agar dapat tumbuh dengan sehat. Ulat harus pintar memilih daun yang segar dan lezat, ulat harus mencari dahan yang tepat untuk bisa memperoleh daun yang penuh nutrisi sebagai makanannya untuk terus tumbuh besar.
Berfokus dan menentukan yang paling diperlukan aku peroleh di tahap ini. Prinsip skala prioritas, suatu tema yang juga tertulis di peta belajar, turut kulahap seiring proses belajar ini. Alhamdulillah.
Baca Juga: Ini Peta Belajar Ala Aku
Setelah melahap beberapa makanan utama nan bergizi sebagai nutrisi bagi si ulat di pekan pertama, tugas di pekan kedua adalah membuat kudapan sehat yang bisa dinikmati para ulat lain di hutan kupu-kupu cekatan.
Artinya, selain telah memulai proses belajar memilih dan memilah aneka ilmu yang dbutuhkan serta membagikan kepada peserta kelas lainnya. Aku harus juga membagikan pengalaman/ilmu/keterampilan yang kukuasi. Hal ini yang disebut sebagai kudapan atau camilan di kelas bunda cekatan. Tantangan ini juga tidak kalah seru, karena membuat seluruh peserta harus berfikir kreatif dan berani keluar dari zona nyaman. Kenapa aku sebut demikian? Hasil kudapan ulat haruslah berupa video (plus narasi) atau audio, tidak boleh hanya berupa tulisan. Artinya, media yang diganakan seperti youtube, podcast atau videografi. Keren sekali ini.
Tidak hanya memaksa peserta untuk lebih dalam mengenali diri sendiri, menuangkan aliran rasa dalam bentuk tulisan, kali ini harus berkreasi membuat suatu topik dengan media video maupun audio.
Bener-bener menantang banget. Ga biasa.
Proses Belajar dan Berbagai dalam Upaya Meraih Self-Management
Meracik dan Membagikan Pengalaman
Kudapan atau ilmu yang dibagikan berasal dari hal-hal yang telah ditulis dalam Jurnal Tahap Ulat Pekan Pertama, di bagian tentang apa yang aku ketahui. Di panduan tersebut aku menuliskan empat hal tentang ilmu/pengalaman yang bisa kubagikan kepada sesama sesama penjelajah di hutan kupu-kupu cekatan yang saat ini sampai pada fase ulat, antara lain:
- Percakapan Bahasa Jepang untuk Pemula
- Optimasi Blog dengan SEO
- Ilmu Tajwid
- Public Speaking for Moms
Dari keempat hal tersebut, public speaking kupilih menjadi kudapan pertama yang kusajikan. Sebagai ibu yang telah mengantongi sertifikat sebagai public speaker serta pengalaman tampil di muka umum, offline, menjadi narasumber talkshow bertema public speaking maupun menjadi speaker di beberapa acara sekolah dasar setempat (berlokasi di Tsukuba-Jepang) untuk memperkenalkan budaya Indonesia dalam bahasa Inggris maupun Jepang, secara sederhana.
Berbekal podcast yang telah dibuat di pertengahan tahun lalu saat mengikuti kelas online Public Speaking for Moms yang diadakan oleh salah satu komunitas penggiat literasi di Kota Santri.
Bayi 18 bulan yang sedang aktifnya bermain dan meminta perhatian ibunya setiap waktu, membuatku sedikit kesulitan mengatur waktu guna take & recording the audio. Berulang kali mencoba agar memperoleh hasil yang tanpa noisy, namun belum membuahkan hasil. Suara aliran air dari mesin pompa akurium atau ocehan bayi masih terdengar dalam audio yang telah kurekam.
Akhirnya saat ada kesempatan, aku menitipkan sang adik yang sedang tertidur kepada kakaknya yang telah beristirahat sejenak setelah pulang sekolah, menuju kendaraan yang terparkir di halaman asrama tempat tinggal. Memakan sekitar 30 menit untuk berhasil mendapat rekaman yang pas dan sesuai, sepuluh kali dari waktu yang dengan disyaratkan oleh kakak pemandu. Ya, camilan yang disiapkan haruslah hanya berdurasi selama 3 menit tidak lebih. Ini membuatku memutar otak guna memilih content apa yang harus disajikan.
Finally, inilah 持ち寄り, mochiyori atau bahasa Jepang dari potluck, kudapan sehat yang kubagikan kepada teman-teman sesama penjelajah di hutan kupu-kupu cekatan.
Potluck Pertama: Podcast Cerita Sita. Public Speaking for Moms. Perlukah?
Turut Berkelana Mencari Pengetahuan
Sebagai diri yang haus akan pengetahuan, tentu ingin juga menyimak dan menikmati camilan-camilan lezat nan menggiurkan yang telah disiapkan oleh teman-teman lainnya.
Pemandu hutan kupu-kupu cekatan telah menyediakan dua belas album tema untuk menyimpan aneka potluck buatan para ulat. Beberapa tema yang ada seperti Manajemen Waktu, Self-Care, Komunikasi, Bebenah & Menata Rumah, Menu Agama, Desain Komunikasi Visual, Bahasa Asing sampai dengan kategori lain-lain.
Untuk mengobati keinginan menikmati camilan nan lezat, akupun mengunjungi album Manajemen Waktu, tema yang masuk ke dalam peta belajarku. Dari beberapa piring kudapan yang ada di sana aku hanya menikmati dua piring saja. Karena ingin juga berselancar ke album tema lainnya.
Strategi memilih dan memilah benar-benar dipelajari di sini. Mengambil pilihan berdasarkan urutan prioritas yang diperlukan/dibutuhkan. Jangan sampai mengikuti keinginan untuk menikmati camilan yang tersedia. Karena belum tentu, hal itu dibutuhkan oleh kita.
Harus ingat dengan tagline
Ini Menarik, Tetapi Saya Tidak Tertarik.