Kehidupan di Jepang Masa Pandemi: Ini Solusi Para Ibu Profesional Rantau di Asia
Kehidupan di Jepang Masa Pandemi: Ini Solusi Para Ibu Profesional Rantau di Asia
Tanggal 7 April 2020 lalu Status Keadaan Darurat atau 緊急事態宣言, (baca: kinkyuu jitai sen gen), resmi diberlakukan pada tujuh Prefektur di Jepang, antara lain Tokyo, Kanagawa, Saitama, Chiba, Hyogo, Osaka dan Fukuoka. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penularan Covid-19 semakin meluas, melindungi nyawa dan kesehatan masyarakat dengan menekan efek ekonomi sekecil mungkin.
Dengan penetapan Status Keadaan Darurat ini aktivitas yang umumnya dilakukan setiap hari menjadi harus dibatasi, atau bahkan ditunda sementara waktu. Misalnya mengupayakan teleworking, menghindari acara berkumpul, mengurangi kegiatan makan bersama selain dengan keluarga dan mengurangi aktivitas keluar rumah hanya untuk keperluan terdesak saja. Apabila masih harus bepergian ke luar rumah, warga dihimbau untuk menghindari rush hour, hindari keramaian, menjaga jarak dengan orang lain, selalu memakai masker agar droplet tidak tersebar untuk penularan dari/ke orang lain.
Untuk aktivitas belajar mengajar di sekolah pun merasakan pengaruhnya. Masa liburan sekolah menjadi dimulai dua minggu lebih awal, yakni sejak minggu pertama di bulan Maret. Selain menjadi lebih awal, masa libur ini juga diperpanjang, yang tadinya direncanakan sampai 19 April berubah menjadi sampai tanggal 6 Mei 2020. Dengan libur yang semakin panjang ini, pemerintah daerah bekerja sama dengan para pengajar untuk segera menyiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan belajar bagi para siswa secara online dari rumah.
Beberapa fasilitas umum milik pemerintah yang kegiatan operasionalnya ditutup sementara berkaitan dengan penetapan Status Keadaan Darurat ini seperti Community Centre, Gedung Pertemuan, dan Gedung Pertunjukan. Bahkan pusat pertokoan, dan juga Mall dan Department Store juga turut terdampak dengan tidak beroperasi sampai minggu pertama bulan Mei.
Tetapi pemerintah pusat dan daerah telah mengumumkan bahwa untuk toko penyedia bahan kebutuhan rumah tangga (supermarket, drugstore) tetap beroperasi untuk melayani masyarakat. Hal ini tentu melegakan bagi ibu rumah tangga seperti saya.
Setelah di akhir bulan Februari lalu, terjadi panic buying di Tsukuba, kota tempat tinggal kami selama empat tahun terakhir, puji syukur hal ini tidak terjadi pada saat penetapan Status Keadaan Darurat pekan lalu. Kondisi supermarket dan drugstore cenderung normal. Yang berbeda hanyalah saat ini area kasir diberi tirai plastik dari tiang penyangga melebihi kepala orang dewasa, menjuntai ke bawah sampai bagian meja conveyor kasir sebagai salah satu langkah pencegahan penyebaran si virus.
Dengan masih beroperasinya supermarket memberikan sedikit rasa lega bagi para kaum ibu rumah tangga, karena tidak perlu berbelanja dalam jumlah besar alias nyetok untuk jangka waktu tertentu.
Berbelanja bahan makanan halal di Jepang bukanlah perkara mudah. Tidak banyak toko yang menyediakan bahan makanan yang berlogo halal. Hal ini tentu saja karena muslim merupakan kaum minoritas di Negara Sakura ini. Sehingga bila ada toko atau rumah makan yang menyediakan aneka produk halal di produk jualannya merupakan suatu hal yang istimewa bagi pengunjung muslim.
Tapi memang tidak dipungkiri dengan semakin meningkatnya jumlah wisatawan muslim yang datang ke Jepang, produk Halal kian hari terasa mudah dijumpai, banyak toko yang mulai menyediakan makanan/bahan makanan serta aneka bumbu berlogo halal.
Salah satu toko langganan para keluarga muslim di Jepang adalah Gyoumu Supa. Di toko ini banyak menyediakan produk makanan, minuman dan bumbu berlogo hala. Produk-produk ini umumnya berasal dari Indonesia, Thailand, dan Malaysia.
Namun dengan adanya pandemic saat ini tentu banyak pertokoan atau bahkan rumah makan yang biasanya menyediakan makanan halal harus tidak bisa beroperasi sementara waktu karena mengikuti himbauan pemerintah setempat.
Di sisi lain, pandemic ini hadir di kala musim dingin masih berlangsung di negara yang terkenal dengan olahraga Sumo ini. Musim dimana rasa lapar menjadi lebih cepat menghampiri. Sebenarnya sekarang sudah masuk musim semi, tetapi bagi penduduk yang berasal dari negara tropis suhu udara musim semi di Jepang tetap masih lebih dingin daripada suhu udara di Puncak, Kabupaten Bogor.
Masa liburan anak yang lebih awal dan diperpanjang, aktivitas kantor/kampus yang dihimbau dilakukan dari rumah, pusat perbelanjaan ditutup, kondisi cuaca dingin membuat keinginan ngemil meningkat, serta toko/rumah makan yang menjual makanan halal berhenti beroperasi sementara waktu. Semua kondisi yang terjadi bersamaan ini tidak jarang menimbulkan kesulitan bagi para ibu rumah tangga.
Berikut ini beberapa solusi dari Ibu Profesional Rantau di Asia.
Ambil Nilai Positif Masa liburan Anak Diperpanjang.
Waktu belajar dan bermain anak di rumah semakin bertambah. Hal ini bisa menambah kedekatan emosional serta bonding antara orang tua dan anak. Seperti kata pesan dari Bapak Dodik, pendiri Ibu Profesional, yakni banyakin main bareng, banyakin ngobrol bareng.
Terapkan Kandang Waktu
Sebagai anggota Ibu Profesional, tentu kandang waktu sudah bukan istilah yang asing lagi. Kadang waktu atau pengaturan waktu sangat penting sekali. Kondisi anak yang lebih banyak di rumah tentu membuat jadwal kegiatan ibu ikut menjadi berubah. Dengan ibu menerapkan kandang waktu, aktivitas ibu manjadi lebih terencana, fokus, dan bersemangat untuk bisa mencapai tujuan.
Tentukan Prioritas
Tentukanlah mana aktivitas yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Menemani anak beraktivitas tentu menjadi hal yang lebih utama daripada mencuci piring. Dengan menetapkan prioritas hal yang penting dan perlu akan lebih cepat diselesaikan.
Mengeksekusi Resep Masakan dari Rumah Belajar
Rumah belajar yang hampir dimiliki oleh seluruh regional Ibu Profesional salah satunya adalah rumah belajar boga, meskipun nama rumah belajar ini bisa berbeda di antara regional. Resep-resep yang terkumpul di rumah belajar boga tentu sudah sangat banyak. Nah, daripada mencari resep di dunia maya, tentu lebih nyaman mencoba resep buatan atau rekomendasi teman kita di sesama Ibu Profesional. Selain kita mengetahui siapa yang membagikan resep, kita juga bisa bertanya langsung kepada teman jika ada kesulitan pada saat mengeksekusi resep. Selain itu kegiatan memasak bisa dilakukan dengan melihatkan anak. Anak tentu akan merasa senang dan bahagia saat mereka diajak berkreasi dan bereksperimen di dapur. Kegiatan mengupas telur, menimbang tepung, menuang, mengaduk adalah beberapa aktivitas sederhana namun dapat memberikan manfaat bagi kecerdasan anak.
Ciptakan Peluang Bisnis
Selain mengeksekusi resep-resep dari Rumah Belajar Boga, hal lain yang juga berhubungan dengan makanan adalah mencoba menciptakan peluang bisnis di tengah Pandemic. Dengan makin banyaknya toko serta rumah makan yang menyediakan produk halal tidak beroperasi saat ini, bisnis menyediakan produk aneka makanan matang halal bisa menjadi pilihan. Setelah fokus dengan memasak menu makanan halal berbekal resep dari Rumbel. Menu makanan ini kemudian dibungkus / dikemasidengan rapat supaya tidak ada angin yang keluarmasuk. Kemudian makanan yang telah dikemas tadi bisa dipromosikan melalui media sosial untuk mendapatkan pelanggan.
Kondisi pandemic Covid-19 sedang mendera di banyak negara di dunia. Mari kita bersama-sama saling menjaga satu sama lain. Mari bekerja sama untuk mencegah makin meluasnya penyebaran virus. Hal yang sederhana seperti mengurangi aktivitas di luar rumah, menggunakan masker, menerapkan physical distancing bisa memberikan dampak yang besar untuk mengurangi tingkat penyebaran virus. Beberapa solusi di atas semoga bisa menjadi alternatif untuk menciptakan keseruan bersama keluarga di rumah.
Semoga bermanfaat
Salam
ARL
0 comments
Terima kasih sudah berkunjung, dan berkomentar dengan santun 😊
Cara mengisi komentar:
Pilih NAME/URL, Ketik dengan URL Blog, Isi komentar 📝